Hutan Mangrove di Pati Nyaris Punah

Hutan Mangrove di Pati Nyaris Punah  
Kawasan Hutan Mangrove seluas 200 hektar di Dusun Pandan Sari, Desa Kaliwlingi Kecamatan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Di atas lahan ini warga sekitar berhasil menamam 1,5 juta pohon Mangrove. (25/11). Tempo/DEFFAN PURNAM

TEMPO.CO, Pati - Hutan mangrove di pesisir Kabupaten Pati, Jawa Tengah sepanjang 60 kilometer rusak berat. Kini, dari luas 600 hektare, tinggal 146 hektare atau 24 persen. “Kerusakan hutan itu akibat pembukaan lahan tambak dan abrasi,” kata Budi Haryanto, Kepala Seksi Perlindungan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pati, Rabu, 24 April 2013.

Tambak yang luasnya 10 ribu hektare, kata Budi, setiap tahunnya terkena abrasi. Warga Desa Keboromo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, yang bermukim tak jauh dari pantai, tiap kali was-was karena rob air laut yang mengikis daerahnya. Air laut pasang mengikis tambak dan permukiman mereka. “Kondisi itu terjadi dua kali dalam setahun dan sudah berlangsung sejak 10 tahun silam,” kata Adib Wahono, warga Desa Keborom.

Beberapa tahun terakhir, rob melanda pada dua rentang waktu, yakni April- Juni dan Agustus-November. “Saat ini sedikitnya 25 hektare tambak udang dan bandeng siap panen terendam air pasang,” kata Adib.

Tinggi gelombang laut mencapai 2-3 meter, padahal di petak tambak itu sudah ditanami mangrove. “Tambak yang rusak itu berada di tepi pantai dan membentang sepanjang 3 kilometer,” kata Sumarlan, perangkat Desa Puncel.

Pada saat rob terjadi, setidaknya ada 35 rumah warga terendam air laut setinggi 50 sentimeter. “Banyak bagunan yang rusak keropos akibat terandam air laut,” ujar Sukahar, warga yang lain. Banjir laut pasang menyebabkan petani tambak merugi. “Untuk menggarap tambak modal awal Rp 12 juta tidak dapat kembali,” kata Sukardi, petani tambak. Padahal dalam kondisi normal, setiap 1 hektare para petani tambak dapat menghasilkan Rp 24 juta.

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk menghijaukan pantai dengan tanaman mangrove. “Kami mengajak masyarakat peduli kepada hutan mangrove dengan memperbanyak penghijauan,” kata Budi Haryanto. Imbauan ini disambut pelajar Madrasah Aliyah Salafiyah, Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati, yang menanam 5.000 bibit mangrove di pantai. Organization for Industrial Spriritual and Cultural Advancement (OISCA) asal Jepang juga ikut menanam 50 ribu bibit mangrove di Desa Kedungmalang.

BANDELAN AMARUDIN
http://www.tempo.co



Share on Google Plus

About pati streaming

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar