Kualitas pelajar sekolah suasta di daerah pinggiran dan
terpencil, sering dianggap remeh. Bahkan sekolah suasta sering
mendapat perlakuan diskriminasi dari Pemerintah, yang lebih
memperhatikan sekolah-sekolah negeri. Namun pelajar SMA PGRI 2 Kayen
mampu membuktikan, tanpa fasilitas memadahi dari Pemerintah, dan biaya
sendiri berhasil membuka mata dunia pendidikan di Pati, dengan meraih
medali perak pada ajang international Young Inventors Project Olimpiad
(IYIPO) ke – 6 di Tbilisi, Georgia.
Ibarat api jauh dari panggangnya, dipandang sebelah mata dan minim fasilasi dari Pemerintah, tidak menyurutkan semangat pelajar SMA PGRI 2 Kayen. Meski datang dari desa yang jauh dari pusat Ibukota Kabupaten Pati, tapi Aprilia Sofa Marwaningtiaz mampu menorehkan prestasinya ditingkat dunia. Kepada PAS Pati, April, sapaan pelajar kelas XI-IPA SMA PGRI 2 Kayen ini mengaku, bangga dapat mengharumkan Indonesia dan sekolah di kancah internasional. Penelitiannya terhadap Efektivitas Penambahan Batu Kapur Giling Pada Campuran Mortar Untuk Pasangan dan Plesteran, mampu yakinkan para juri ajang IYIPO, dan meraih medali perak. “Disana lomba dilakukan tiga hari berturut-turut, dan penjurian dilakukan pada hari kedua dengan cara juri-juri mendatangi stand peserta IYIPO, yang tanpa didampingi oleh guru pembimbing. Disitu saya presentasi sebelum juri melakukan tanya jawab dengan temuan saya. Saat itu, juri juga mendebat, kenapa temuanya masuk dalam temuan fisika, saya jawab karena ini menggunakan unsur tekanan pada zat padat. Dengan alasan itu, juri nampaknya juga tertarik,” kata Aprilia Sofa Marwaningtyaz. Kepala SMA PGRI 2 Kayen, Surata. SPd mengaku bangga dengan prestasi yang diraih pelajarnya dengan meraih medali perak dikompetisi internasional. Surata berharap, Aprilia Sofa Marwaningtyaz dapat menularkan ilmunya kepada teman¬-teman dan adik kelasnya. “Harapan saya, khusunya kepada anak-anak kami, dapat memberikan arahan-arahan. Bahwasanya dengan biaya yang minim, namun ditunjang dengan semangat yang tinggi. Dari sanalah kita punya keyakinan asalkan kita punya komitmen diantara element SMA PGRI 2 Kayen untuk menyatu, Insya Allah tidak ada yang sulit bagi kami,” katanya. Guru Pembimbing, Muhamad Ro`uf dan Ria Safitri teman se penelitian Aprilia Sofa Marwaningtyaz juga mengaku senang dengan prestasi tersebut. Dan berharap virus semangat anak desa seperti Aprilia Sofa Marwaningtyaz, dapat menular ke anak-anak desa lainnya.(*) |
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar