Tomi Sujatmiko |
Selasa, 30 April 2013 | 20:50 WIB |
Dibaca: 134 |
Komentar: 0
Bagi Wardi, berprofesi sebagai pencari dan penjual ular sudah dilakukan sejak tahun 1987. Maka tidak heran jika masyarakat kecamatan Gabus memberi julukan Wardi sebagai jagonya berhadapan dengan ular. "Usaha mencari dan menjual ular ini sudah saya kerjakan selama 27 lalu. Awalnya saya hanya mencari ular kecil-kecilan. Kemudian berkembang menjadi pengepul. Dan, sekarang malah menjadi pengedar ular," kata Wardi kepada KRjogja.com belum lama ini.
Wardi menjelaskan karena banyaknya permintaan ular dari beberapa derah yang terus meningkatterpaksa harus membuatkan semacam tempat penampungan binatang jenis reptil ukuran 2 X 4 meter yang berada di sebelah rumahnya. Khusus untuk ular yang akan segera dipotong disediakan tempat berupa karung, dengan ukuran 50 X 30 centimeter. Setiap harinya Wardi menerima setoran ratusan ular aneka jenis dari beberapa orang pencari ular. Misalnya, datang dari kabupaten Demak, Grobogan, Bora, Jepara bahkan ada yangdari Pemalang.
"Rata rata per harinya kami menerima setoran ular sampai 100 ekor. Tetapi harus memenuhi standar. Diantaranya per ekor ular harus punya bobot minimal 0,6 hingga 1 kilogram” tutur Wardi.
Penanganan atau pemotong ular harus disesuaikan dengan ukurannya. Wardi selalu mendahulukan memotong ular yang berukuran besar. Hal ini dikarenakan harus dikuliti terlebih dulu. Hasil usaha dari ular ini Wardi mengaku bisa mencapai ratusan juta rupiah. Ular yang sudah dikeringkan itu akan diekspor ke Cina, Singapura serta Taiwan. Katanya untuk bahan obat. Sedangkan kulit ular biasanya digunakan untuk bahan kerajinan.(Cuk)
http://krjogja.com
0 komentar:
Posting Komentar