Difabel,,,Tapi Pak Bambang Tidak Mau Kalah Sama Kamu

(Jateng Headline - PATI) Mempunyai keterbatasan tubuh, mungkin tidak ada dibenak setiap manusia. Namun jik dengan keterbatasan bisa optimalkan, maka hasilnya pun akan maksimal juga. Sebagai seorang difabel dengan hanya memiliki satu tangan, dia bisa layaknya seperti orang yang normal. 

Adalah Bambang Edi Sukmono, usia 38 tahun warga Randu Kuning RT 3 RW 3 No 1.061 Kelurahan Pati Lor, Kecamatan Pati Kota, Jawa Tengah. Dia tidak mau berpangku sebelah tangan. Justru dalam keterbatasannya itu, membuat dia semakin terlecut untuk mencoba berbagai bidang pekerjaan guna bertahan hidup.

Pria lulusan STIMIK AKI yang supel dan mudah bergaul ini, tak ada kata minder sedikit pun meski dengan kondisi fisiknya yang tidak normal akibat kecelakaan 21 tahun silam. 

Akibat kecelakaan yang dialaminya, membuat ayah dua anak ini harus merelakan tangan kirinya diamputasi hingga di atas siku. Tak ayal, gerakannya dalam beraktivitas pun tidak segesit sebelumnya.

Kendati demikian, tidak menjadikan pria yang kerap dipanggil Pak Bambang itu minder atau menempuh jalan pintas untuk mendapatkan penghasilan. Dengan berprinsip kerja keras dan pantang menyerah, pria penyuka iket kepala ini pun melakoni berbagai pekerjaan yang biasa dikerjakan orang normal.

Sebelum menekuni profesi yang sekarang, Bambang pernah juga membuka jasa reparasi telepon seluler. Selain itu, ia juga kenyang dengan berjualan keliling dengan membawa aneka dagangan, salah satunya minyak wangi.

Tidak hanya diam di dalam kota, dia juga berkelana untuk menjajakan barang dagangannya hingga ke luar daerah, seperti Kudus dan Jepara. Hingga pada 2013, pria yang kaya dengan celotehan kocak ini menggeluti kerajinan batu akik yang saat ini sedang booming.

“Sebelum popular seperti saat ini, saya berjualan akik keliling selama 2,5 tahun. Itu saya lakukan dengan menggunakan sepeda,” ungkap Bambang.

Ia mengisahkan, barang dagangan yang dipasarkan tidak sampai mencapai kisaran harga ratusan ribu. Namun, hal itu tak lantas membuatnya berkeluh kesah meskipun pendapatannya yang tidak seberapa.

Roda kehidupan pasti berputar. Dan nasibnya kini agak sedikit berubah setelah menekuni jasa pengasah batu mulia dan akik. Awalnya, pekerjaan ini tidak sengaja dilakoni. Dia yang suka nonkrong main ke rumah teman yang berada di daerah Kalidoro. Kebetulan sang teman juga menggeluti jasa pengasahan batu mulia.

Semakin populernya batu mulia dan akik belakangan ini menarik minatnya untuk turut membuka jasa tersebut di kediamannya. 

"Dari mengamati beberapa kali, saya merasa bisa melakukan itu dan akhirnya timbul rasa ini untuk mencoba. Dan ternyata saya memang bisa melakukan. Dan akhirnya, saya beranikan diri untuk membuka sendiri praktik buka jasa pengasahan batu akik di rumah,” terangnya.

Sebelum berjualan cincin akik, pada dasarnya dia memang sudah hobi mengoleksi  barang tersebut. Pengetahuan tentang batu mulia dan akik itulah yang membuat ia semakin percaya diri. Bahkan, sejumlah koleksi yang kini bernilai jual tinggi masih disimpan rapi dan tidak dilego meski pernah ditawar orang dengan harga selangit

Menyandang predikat sebagai difabel (penyandang cacat) tidak menghalangi kreativitas Bambang untuk mencari penghasilan untuk menghidupi istri dan anak-anaknya. Bahkan, dia bangga dengan kondisinya saat ini kendati sempat mengalami fase keterpurukan.

Keterbatasan fisik, tidak menjadi kendala berarti bagi Bambang dalam menjalani pekerjaan sebagai pengasah batu akik. Menurutnya, ia sedikit mengalami kesulitan saat memasang dan mencopot amplas untuk mengasah batu.
“Untuk mencopot dan memasang amplas harus mencopot baut dan perlu dua tangan. Namun, masih bisa saya siasati dengan menggunakan bantuan lutut,” lanjutnya.

Dan garis takdir Bambang kini pun mulai berubah, lantaran dia menjadi salah satu tempat rujukan penghobi batu mulia untuk menggunakan jasa membentuk dan mengasah batu mulia atau sekadar mengecek kadar dan keasliannya. Tidak itu saja, sejumlah pedagang akik pun menjadi langganannya dalam membentuk dan mengasah batu mulia.

Untuk pembentukan dan pengasahan satu batu akik, nilai jasa yang dipatok hanya Rp 20 ribu. Dalam sehari, ia mampu menyelesaikan pekerjaan 10 -15 batu akik. Tidak hanya mengasah batu, di rumahnya dia juga menjajakan batu mulia dan akik dengan kisaran harga antara Rp 100 ribu hingga Rp 3 juta.


Share on Google Plus

About pati streaming

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar