(Jateng Headline - PATI) Memang Kabupaten Pati, Jawa Tengah baru akan
menggelar Pilkada Serentak pada 2017 nanti, namun demikian persiapan sudah
dilakukan KPU Pati jauh-jauh hari. Salah satunya dengan menggandeng akademisi, yaitu Sekolah Tinggi Matholi'ul Falah (STAIMAFA) Margoyoso. Kerjasama tersebut adalah berhubungan riset atau penelitian yang berhubungan dengan adanya implikasi politik uang terhadap perilaku pemilih, Selasa (26/5/2015).
Hal itu dikatakan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pati, Moch. Nasik usai menggelar Focus Group Discussion (FGD), "Kerjasama riset atau penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana poltik uang atau money politik bisa mempengaruhi pemilih dalam menyalurkan hak pilihnya,"katanya.
Selanjutnya Nasik menambahkan, riset ini juga akan diupayakan untuk mengetahui separah apakah politik uang yang terjadi ditengah masyarakat pemilih. Selain itu riset ini juga untuk membuktikan pengaruh politik uang sebagai salah satu penyebab proses demokrasi berbiaya tinggi.
Sebenarnya tidak hanya masalah politik uang, masih kata Nasik, yang akan disurvei dalam riset. Namun, karena masalah politik uang tergolong masalah yang cukup menonjol dalam setiap pelaksanaan pesta demokrasi, maka hal tersebut yang lebih menjadi perhatian utama.
“Selain money politic, nantinya dalam riset juga akan dilakuakn survei terkait kehadiran dan ketidakhadiran pemilih di TPS, perilaku memilih, tingkat melek politik warga, dan kesukarelaan warga dalam politik,” bebernya.
Sementara itu Pembantu Rektor I Staimafa, Ahmad Dimyati menyatakan dengan riset tersebut diharapkan dapat mengedukasi masyarakat pemilih dalam menghadapai fenomena politik.
“Langkah awal riset adalah dalam menentukan tema harus memperhatikan sumber daya yang dimiliki seperti penguasaan materi persoalan dan konsep, kemudahan sumber data, pengumpulan data, olah data, faktor pendukung, dan sebagainya. Yang terpenting adalah penguasaan konsep. Selanjutnya pilihan tema akan berkaitan erat dengan pemilihan metode riset,” paparnya.
Lanjutnya, riset akan dilakukan mulai 27 Mei 2015 di 401 desa dan 5 kelurahan di seluruh Kabupaten Pati, dengan melibatkan 100 surveyor dari kalangan mahasiswa Staimafa.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pati, Moch. Nasik usai menggelar Focus Group Discussion (FGD), "Kerjasama riset atau penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana poltik uang atau money politik bisa mempengaruhi pemilih dalam menyalurkan hak pilihnya,"katanya.
Selanjutnya Nasik menambahkan, riset ini juga akan diupayakan untuk mengetahui separah apakah politik uang yang terjadi ditengah masyarakat pemilih. Selain itu riset ini juga untuk membuktikan pengaruh politik uang sebagai salah satu penyebab proses demokrasi berbiaya tinggi.
“Kita bersama sudah tak asing lah
dengan slogan ra ono duit ra nyoblos (tak
ada uang tidak nyoblos-red). Untuk itulah kami menggandeng Staimafa untuk
melakukan riset ini,” jelasnya.
Sebenarnya tidak hanya masalah politik uang, masih kata Nasik, yang akan disurvei dalam riset. Namun, karena masalah politik uang tergolong masalah yang cukup menonjol dalam setiap pelaksanaan pesta demokrasi, maka hal tersebut yang lebih menjadi perhatian utama.
“Selain money politic, nantinya dalam riset juga akan dilakuakn survei terkait kehadiran dan ketidakhadiran pemilih di TPS, perilaku memilih, tingkat melek politik warga, dan kesukarelaan warga dalam politik,” bebernya.
Sementara itu Pembantu Rektor I Staimafa, Ahmad Dimyati menyatakan dengan riset tersebut diharapkan dapat mengedukasi masyarakat pemilih dalam menghadapai fenomena politik.
“Langkah awal riset adalah dalam menentukan tema harus memperhatikan sumber daya yang dimiliki seperti penguasaan materi persoalan dan konsep, kemudahan sumber data, pengumpulan data, olah data, faktor pendukung, dan sebagainya. Yang terpenting adalah penguasaan konsep. Selanjutnya pilihan tema akan berkaitan erat dengan pemilihan metode riset,” paparnya.
Lanjutnya, riset akan dilakukan mulai 27 Mei 2015 di 401 desa dan 5 kelurahan di seluruh Kabupaten Pati, dengan melibatkan 100 surveyor dari kalangan mahasiswa Staimafa.
0 komentar:
Posting Komentar