(Jateng Headline - PATI) Musim kemarau dengan suhu panas yang tinggi di Kabupaten
Pati, Jawa Tengah mulai mengancam keberadaan pertanian. Akibat
yang ditimbulkan pun sangat jelas
dikarenakan minimnya pengairan.
Kekeringan untuk lahan pertanian saat ini menghantui 9 kecamatan di Kabupaten Pati, dikarenakan baru mulai memasuki musim tanam kedua. Akibatnya para petani khawatir pertaniannya rusak akibat kurang air.
“Kami sudah mengupayakan agar pada musim tanam kedua
tahun 2015 ini tidak mengalami kesulitan
pengairan. Yaitu mengusahan pompa air untuk menyedot dari sungai besar Silugonggo
misalnya, untuk dialirkan ke lahan
pertanian,” papar Mochtar.
Sehingga
diharapkan, waduk Seloromo Gembong bisa
menjadi alternatif solusi penanganan akibat musim kemarau tahun ini di Kabupaten Pati.
Kekeringan untuk lahan pertanian saat ini menghantui 9 kecamatan di Kabupaten Pati, dikarenakan baru mulai memasuki musim tanam kedua. Akibatnya para petani khawatir pertaniannya rusak akibat kurang air.
Data
dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten
Pati, hingga 15 Juni
2015 ini, dipastikan ada 9 kecamatan yang terancam kekeringan untuk
pertaniannya. Dengan luas diperkirakan mencapai 2250 hektar lahan pertanian yang terancam kekeringan pengairan.
Kepala Dispertanak Pati, Mochtar Effendi mengatakan hal tersebut
beberapa waktu lalu.
“Ada beberapa kategori tingkat kerawanan, kategori ringan 561 hektar, sedang 316 hektar, berat 337 hektar dan lahan yang mengalami puso 1036 hektar,”
jelasnya.
Sembilan kecamatan tersebut adalah kecamatan Kayen, Tambakromo, Batangan, Jakenan, Tayu, Pucakwangi, Winong, Wedarijaksa dan Gabus.
Jika hingga Juli nanti masih kesulitan untuk
pengairan pertanian maka dipastikan Dispertanak
Pati segera melakukan evaluasi akibat kekeringan ini.
“Untuk mengejar target hasil pertanian khususnya
padi hingga pertengahan Juni ini saja, sudah mencapai 90 persen lebih,” terangnya.
Kemarau di tahun 2015, mengancam pertanian di 9 kecamatan di Kabupaten Pati |
0 komentar:
Posting Komentar