(Jateng Headline – PATI) Target swasembada pangan
di Indonesia menjadi sebuah hal yang
dilematis. Banyak hal mempengaruhi
keberhasilan target tersebut. Banyak permasalahan masih dihadapi untuk menuju target swasembada pangan di Indonesia.
Permasalahan yang pelik terutama di
tingkat petani, dari permasalahan pupuk,
obat-obatan maupun tata niaga hasil pertanian, petani selalu menjadi
tumpuan permasalahan.
Dan ketika petani dipusingkan dengan permasalahan hama ataupun penyakit, sampai kini pun belum terselesaikan juga. Salah satunya adalah hama tikus yang sering merusak dan menghancurkan padi petani.
Salah satu desa yang berhasil mengatasi permasalahan tersebut dengan cara yang alami adalah Desa Babalan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati,Jawa Tengah. Desa babalan sekarang ini berhasil meminimalisir ancaman tikus dengan tyto alba atau yang lebih dikenal dengan burung hantu.
“Para peserta pelatihan ini, selain diberikan materi teori juga akan diberikan praktek penangkaran tyto alba. Sehingga, sehabis pelatihan bisa diterapkan di daerahnya masing-masing,” papar Wrin Driatmono.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari sampai hari Sabtu besok diharapkan peserta dengan pengalaman yang dimiliki, maka pengembangan di kabupaten maupun kota di Jawa Tengah bisa meminimalisir hama tikus.
Terlalu seringnya petani merugi akibat hama tikus memang harus dicarikan solusi terbaik seperti pelatihan tyto laba di Desa Babalan ini.
Dan ketika petani dipusingkan dengan permasalahan hama ataupun penyakit, sampai kini pun belum terselesaikan juga. Salah satunya adalah hama tikus yang sering merusak dan menghancurkan padi petani.
Salah satu desa yang berhasil mengatasi permasalahan tersebut dengan cara yang alami adalah Desa Babalan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati,Jawa Tengah. Desa babalan sekarang ini berhasil meminimalisir ancaman tikus dengan tyto alba atau yang lebih dikenal dengan burung hantu.
“Desa babalan menjadi desa rujukan
atau desa referensi untuk penanggulangan
hama tikus di Jawa Tengah. Di desa
Babalan sudah dikembangkan burung hantu ini, sehingga peserta pelatihan bisa
mempelajarinya,” jelas Ir. Wrin Driatmono dari Balai Tanaman Pangan Dan Hortikultura, Dinas Pertanian Jawa Tengah, Kamis
(11/6/2015).
Sebanyak 35 peserta dari perwakilan
berbagai kabupaten dan kota di Jawa Tengah mengikuti pelatihan tyto alba yang dipusatkan
di Balai Desa Babalan. Dalam pelatihan tersebut selain diberikan materi secara teoritis juga
para peserta diajak langsung ke penangkaran tyto alba sebagai pemangsa hama tikus. “Para peserta pelatihan ini, selain diberikan materi teori juga akan diberikan praktek penangkaran tyto alba. Sehingga, sehabis pelatihan bisa diterapkan di daerahnya masing-masing,” papar Wrin Driatmono.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari sampai hari Sabtu besok diharapkan peserta dengan pengalaman yang dimiliki, maka pengembangan di kabupaten maupun kota di Jawa Tengah bisa meminimalisir hama tikus.
Terlalu seringnya petani merugi akibat hama tikus memang harus dicarikan solusi terbaik seperti pelatihan tyto laba di Desa Babalan ini.
Peserta Pelatihan tyto alba dari 35 petani perwakilan kab/kota di Jateng tengah mengunjungi penangkaran tyto alab, di Desa Babalan. |
0 komentar:
Posting Komentar