(Jateng Headline - PATI) Menanggapi aksi demo penolakan semen kemarin (23/7/2015), Bupati Pati Haryanto mengajak
warga yang menolak pendirian pabrik semen untuk menahan diri dan mengambil
langkah yang baik dalam menyelesaikan setiap permasalahan.
Seperti, dalam
menyampaikan aspirasi penolakan Ijin Lingkungan yang diterbitkan oleh Bupati
Pati kepada PT. Sahabat Mulia Sakti (SMS) pada 8 Desember 2014 lalu.
“Jangan sampai ada yang
dirugikan saat menyampaikan pendapat. Kami meminta untuk saling menghormati satu
sama lain,” ujar Haryanto saat menggelar jumpa pers di Ruang Joyo Kusumo Pendopo Kabupaten
Pati.
Haryanto juga
menjelaskan bahwa proses pengajuan Ijin Lingkungan sudah dilakukan sebelum
dirinya menjabat sebagai Bupati. Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27
Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan, kepala daerah berkewajiban wajib memberikan
Ijin Lingkungan jika sudah mendapatkan rekomendasi dari Tim Penilai Analisis
Dampak Lingkungan (Amdal).
“Sembilan hari setelah
mendapat rekomendasi dari Tim Amdal, sudah menjadi kewajiban kepala daerah
untuk memberikan tanda tangan Ijin Lingkungan,” papar Bupati.
Untuk itu, pihaknya
menyayangkan aksi penolakan yang dilakukan dengan pemblokiran Jalur Pantura, kemarin. Mengingat, aksi tersebut menimbulkan banyak kerugian bagi
masyarakat. Terlebih, jalur transnasional tersebut menjadi akses
utama pemudik yang sedang menempuh perjalan arus balik Lebaran.
Haryanto berharap,
kedepan aksi tersebut tidak terulang kembali. Dalam arti, jika ingin
menyampaikan aspirasi hendaknya dilakukan dengan cara yang baik.
“Silahkan jika memang
mau demo karena itu hak warga, tapi janganlah sampai merusak fasilitas umum. Selama
ini kalau berdemo ke kantor, kami kan selalu menyambut dengan baik,” jelasnya.
 |
| Bupati Pati, Haryanto saat menggelar jumpa pers menanggapai tuntutan pendemo yang meminta pencabutan Ijin Lingkungan yang diberikan kepada PT. SMS di Ruang Joyo Kusuma Pendopo Kabupaten Pati. |
0 komentar:
Posting Komentar