(Jateng Headline - PATI) Tidak hanya membuat krisis air bersih,
namun kekeringan akibat musim kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir ini
juga mengancam sektor pertanian. Setidaknya akibat kesulitan mendapat suplai
air, seluas 3.158 hektar sawah di wilayah Kabupaten Pati terancam gagal panen.
“Sehingga dengan
mengetahui sumber air yang masih bisa digunakan, baru kita akan menginventarisir
alat apa yang dibutuhkan. Dan berapa banyak pompa air yang akan kita perlukan,”
tandasnya.
Luasan itu ditambah
areal yang saat ini sudah mengalami kerusakan akibat kekeringan mencapai 1.901
hektar sawah. Kerusakan itu terdiri dari kategori ringan, sedang dan berat.
“Bahkan akibat
kekeringan saat ini, 927 hektar lainnya sudah mengalami puso atau dipastikan gagal
panen,” terang Mochtar Effendi, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan
(Dispertanak) Kabupaten Pati.
Lanjutnya, areal
persawahan yang terancam kekeringan itu tersebar di 63 desa di 11 kecamatan. Diantaranya
yakni Kecamatan Kayen, Tambakromo, Batangan, Jakenan, Tayu, Pucakwangi, Pati,
Wedarijaksa, Winong, Juwana dan Dukuhseti.
“Sedangkan rata-rata
usia tanaman padi yang terancam kekeringan itu mencapai 45 hingga 90 hari,”
tambahnya.
Kekeringan tersebut diperparah
dengan tidak berfungsinya Waduk Gunungrowo akibat jebol yang hingga kini masih
terus molor perbaikannya, dan satu waduk lainnya, Waduk Seloromo yang juga di
Kecamatan Gembong, saat ini debit airnya hanya cukup untuk dua pekan saja.
Untuk mengantisipasi
kekeringan yang mengancam lahan pertanian tersebut, Moctar Effendi sudah
membentuk Unit Reaksi Cepat (URC). Tim ini akan dibagi menjadi dua tim, dengan
masing-masing terdiri dari enam petugas.
“Tim ini akan bertugas
untuk validasi data kekeringan selama dua hari kedepan, karena setiap hari data
ini bisa bertambah. Sehingga Sabtu besok (1/8/2015) diharapkan sudah ada laporannya.
Ini penting, karena laporan tim ini akan berpengaruh pada kebijakan yang akan
kita ambil untuk mengantisipasi kekeringan,” paparnya.
Adapun langkah
selanjutnya, masih kata Mochtar, pihaknya akan menginventarisir sejumlah sumber
air. Apakah nanti masih ada sumur dangkal, sungai atau embung yang masih bisa
diberdayakan.
Mochtar Effendi, Kepala Dispertanak Pati. |
0 komentar:
Posting Komentar