(Jateng
Headline – PATI) Warga Dukuh/Desa Jrahi, Kecamatan
Gunungwungkal, Pati sedikit terkejut dengan keramaian di tanah lapang, malam
itu mendadak digunakan untuk kegiatan tak lazim.
Aktivitas kelompok pemuda ini bisa dibilang tak lumrah.
Mereka bermain dengan api tanpa mengindahkan dampak bahayanya. Bagi masyarakat setempat, permainan sepak bola
api baru kali ini dilihat secara nyata di daerahnya. Memang, olahraga ekstrem
itu sudah banyak yang mengetahui, tetapi dari media televisi dan media massa.
Permainan yang disuguhnya kurang dari 30 menit itu
menghabiskan dua bola api dari kelapa kering. Permainan yang melibatkan dua
tim, yang masing-masing terdiri empat terpaksa berhenti setelah bola kedua
pecah menjadi dua, seperti bola sebelumnya.
Kegiatan ini bukan kebetulan. Gerakan Pemuda (GP) Ansor
Kecamatan Gunungwungkal telah mempersiapkan sebelumnya. Mengingat, sepak bola
api merupakan bagian dari atraksi hiburan sebagai rangkaian penutup kegiatan
Pesantren Ramadan di Desa Jrahi. Pesantren berlangsung hampir tiga pekan,
dimulai pada 19 Juni dan berakhir pada 4 Juli 2015. Pesantren ini tidak
terfokus pada satu tempat dan kelompok masyarakat saja.
Itu lebih pada memotivasi masyarakat dalam beribadah selama
Ramadan. Sekaligus sebagai media memupuk ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat
Islam), ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia), dan ukhuwah wathaniyah
(persaudaraan bangsa).
Kegiatan mulai buka bersama hingga pengajian untuk
anak-anak, dewasa, dan umum berlangsung di sejumlah titik. Termasuk membuka
pelayanan pengobatan alternatif. Puncaknya, pengajian umum dengan pembicara
Kiai Ilham Supriyanto. Sebelumnya, sejumlah atraksi dari Satkoryon Banser
Gunungwungkal menjadi hiburan tersendiri.
Selain sepak bola api, Banser juga memperagakan atraksi
sulap dan sejenisnya. Diawali dengan memasak nasi di atas panci tanpa harus
bersentuhan, bahkan jauh dengan api. Berlanjut dengan atraksi pertahanan diri
dengan berbekal tongkat. Sebelum menyentuh, tubuh sang penyerang terpental.
Atraksi ditutup dengan aksi pelepasan tali ikatan di seluruh
tubuh tanpa bantuan siapa pun.
"Aneka kegiatan dalam pesantren untuk menyemarakkan
Ramadan di Jrahi. Alhamdulillah masyarakat antusias," ujar ketua panita,
Madyan.
Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Pati Imam Rifai
mengungkapkan, aneka kegiatan bersama masyarakat di Jrahi didasarkan atas upaya
bersama menjadi lebih baik. Bukan hanya dari sisi spiritual tetapi juga dalam
berkegiatan sosial.
"Kami ingin lebih membumikan Islam Ahlussunah Wal
Jamaah (Aswaja). Intinya, Islam yang rahmatan lil'alamin dengan saling
menghargai dan menghormati serta penuh toleransi dalam menyikapi
perbedaan," katanya.
Jrahi merupakan daerah di dataran tinggi Gunung Muria dengan
profil masyarakat yang majemuk. Pluralitas itu tidak menjadikan masyarakat
terbelah dan selalu dapat menjaga toleransi. Selain Islam, di Jrahi juga
terdapat pemeluk Kristen dan Budha.
Mengenai sepak bola api dan aneka atraksi lain, menurutnya
sebagai hiburan sekaligus media interaksi masyarakat dari berbagai latar
belakang. Apalagi, sepak bola api sejauh ini lekat dengan olahraga santri.
Pemuda yang tergabung dalam GP Ansor menggelar pertandingan sepak bola api dalam penutupan pesantren di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, Sabtu (4/7/2015) malam. |
0 komentar:
Posting Komentar