PPDB Sekolah Rawan Praktek Jalur Belakang

(Jateng Headline – PATI)  Penerimaan  Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2015/2016  sudah dimulai baik untuk tingkatan SMP maupun SMA/SMK sederajat.  Namun  PPDB ditengarai sangat rawan dengan isu miring atau istilahnya lewat jalur belakang.

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di Juwana, orang tua memblokir pintu gerbang sekolah di SMP 2 dan 3 Juwana.  Hal itu dikarenakan, para orang tua mensinyalir terjadinya praktek lewat pintu belakang.  Alhasil, kekhawatiran para orang tua dilampiaskan dengan memblokir pintu gerbang sekolah, karena mereka khawatir anaknya tidak diterima di sekolah tersebut.

Dari  fenomena tersebut, bahkan belum ada respon dari Pemkab Pati dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pati.  Seharusnya Disdik Pati merespon hal itu, dikarenakan sangat sarat dengan rawan konflik.   Jalur belakang atau oleh banyak sekolah  disebut dengan  kemitraan dalam PPDB, bahkan disinyalir juga terjadi untuk tingkatan yang lebih tinggi SMA/SMK sederajat.

Oleh karena itu praktek demikian  perlu mendapat perhatian khusus.  Mengingat, praktiknya tidak sedikit sekolah yang disinyalir memanfaatkan program kemitraan sebagai dalih menghimpun dana dari orang tua peserta didik.

"Pemkab tidak boleh mengabaikan kondisi demikian. Karena jika dibiarkan maka praktik memungut akan menjadi kebiasaan dan rawan penyelewengan," ujar Ketua Forum Kajian Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (FKP2M), Ali Mahmudi.

Menurutnya, saat ini jalur kemitraan tidak populer lagi seiring munculnya sistem penerimaan peserta didik baru dengan mengacu pada nilai ambang batas (passing grade). Namun, faktanya masih ada calon peserta didik yang tidak memenuhi passing grade yang ditetapkan sekolah tertentu tetapi bisa diterima.

"Patut dicurigai mereka yang bernilai lebih rendah dari passing grade tetapi lolos PPDB memiliki kesepakatan tertentu dengan pihak sekolah. Jadi, tetap saja model kemitraan, jalur belakang, atau istilah lain masih ada. Pemerintah setempat harus hadir untuk menindak dan tidak boleh abai dengan kondisi demikian," katanya.

Dia menyarankan pihak terkait untuk tidak hanya mengklaim, bahwa saat ini tidak ada lagi PPDB jalur kemitraan. Perlu pengecekan lebih lanjut dengan didasarkan pada kejujuran.

PPDB dengan jalur di luar reguler, kata Ali, justru akan mengecilkan lembaga pendidikan. Misi yang dibangun tidak lagi mencerdaskan generasi bangsa yang berkualitas dan berbudi pekerti luhur, tetapi berburu kuantitas dan fasilitas.

"Dengan kuantitas apa menjamin kualitas? Ini seharusnya menjadi renungan bersama dan tidak memanfaatkan kesempatan. Sangat ironis jika dunia pendidikan menjadi ladang perbuatan yang tidak benar dan tidak jujur," tandasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kualitas pendidikan bukan diukur dari banyaknya peserta didik. Prestasi akademik dan budi pekerti luhur menjadi tolok ukur utama.

"Intinya jalur apa pun namanya dalam PPDB jika tujuannya untuk menghimpun dana dari orang-orang beduit maka itu sangat tidak etis. Toh, negara memberi fasilitas dan dukungan yang jauh lebih baik bagi seluruh sekolah negeri," lanjutnya.

Dia menilai, justru dengan over kapasitas akibat dari pembukaan jalur belakang semakin menurunkan efektivitas kegiatan belajar mengajar. Jika dalam satu rombongan belajar (Rombel) untuk SMA/SMK idealnya paling banyak 32 peserta didik, dengan adanya jalur khusus itu maka bisa melebihi.

Kalau pun membuka rombel sendiri, khusus dari PPDB jalur belakang, maka beban tenaga pendidik semakin tinggi. Jam mengajar guru akan meningkat, dan itu dapat memengaruhi kualitas pengajaran dan pendidikan.

"Program pemerintah pusat dengan memberi pelayanan sekolah gratis harus diamankan hingga ke level bawah. Jangan justru praktik di bawah bertentangan dengan misi besar Pemerintah Pusat," tambahnya.
Para orang tua siswa pendaftar menyegel pintu gerbang SMP 02 Juwana, beberapa waktu lalu dikarenakan disinyalir terjadi praktek lewat belakang. Foto by. Dimas Ardianto

Share on Google Plus

About pati streaming

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar