(Jateng Headline - PATI) Prediksi musim kemarau panjang
menghantui masyarakat Indonesia saat ini terlebih Kabupaten Pati yang masuk 9 daerah kekeringan di Jawa Tengah.
Imbas musim kemarau adalah kekeringan yang membuat sebagian mata air, sungai dan
sumur menjadi kering.
“Kami
berharap ada tindakan untuk penanggulangan kekeringan dan terlebih lagi bisa
memberikan solusi terbaik bagi warga Pagendisan agar bisa mengkonsumsi air
bersih yang tidak berbau dan berwarna,” pungkas Simon.
Parahnya, warga Pagendisan, Kecamatan Winong, Pati, terpaksa
memanfaatkan air sumur tidak layak untuk dikonsumsi. Hal itu dikatakan oleh
salah satu warga Pagendisan bahwa
sebagian besar tetangganya juga masih memanfaatkan air sumur untuk kebutuhan
setiap harinya.
“Kami memang terpaksa memakai air
sumur, walaupun air tersebut tidak layak dikonsumsi, karena itu satu-satunya
mata air yang kami punya,” jelas Simon, warga Pagendisan yang memakai air
tersebut.
Selain kebutuhan
akan air bersih untuk konsumsi dan MCK, lahan pertanian pun juga mengalami
kekeringan. Air sumur warga di desa tersebut masuk kategori tidak layak konsumsi
dikarenakan warnanya kuning dan berbau.
“Air di
daerah kami jika musim kemarau warnanya kuning dan berbau. Namun untuk menghemat pembiayaan, maka kami
terpaksa menggunakannya,” bebernya.
Terkadang
warga desa Pagendisan memasak
menggunakan air isi ulang jika terpaksa
dilakukan. Namun tidak mungkin setiap hari harus membeli air isi ulang.
Musim kemarau dan kekeringan memang selalu
menjadi momok masyarakat di daerah tertentu. Namun demikian, peran serta warga dan Pemkab Pati untuk
penanggulangan kekeringan sangatlah diharapkan dalam mengantisipasi dampak
musim kemarau di tahun 2015 ini.
Warga Pagendisan, Kecamatan Winong ketika menimba air tidak layak konsumsi dari sumurnya. |
0 komentar:
Posting Komentar