(Jateng Headline - PATI) Program Gerakan
Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) kedelai yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian di tahun 2015
menjadi tonggak target swasembada
pertanian di tahun 2017 nanti.
Muchtar
juga menambahkan bahwa kendala yang ada di tingkat petani secara berkala dan demi sedikit akan segera
dituntaskan. Namun keberhasilan Tulodo
Tani dengan hasil panennya yang lumayan tinggi sangat diapresiasi lebih dikarenakan dalam kondisi kekeringan.
Program nasional untuk peningkatan
produksi kedelai ini, di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, salah satunya diaplikasikan oleh Kelompok Tani
di Desa Gabus, Kecamatan Gabus yang pada
Agustus ini sudah bisa melakukan panen
raya.
“Kami sebenarnya bahagia
bisa panen ditengah kesulitan air akibat kekeringan, ini yang dinamakan berkah
dari Tuhan,” terang Supadi, Ketua Tulodo Tani Gabus.
GP-PTT kedelai merupakan program nasional untuk meningkatkan
produksi kedelai melalui pendekatan gerakan atau anjuran secara
massal kepada petani atau kelompoktani
untuk melaksanaan teknologi PTT dalam mengelola usahatani kedelai.
“Melalui GP-PTT, kami
sebagai petani memang diuntungkan walaupun kondisi lahan kurang air. Selain itu, kami memakai benih kedelai jenis
Grobogan yang tahan sekali dengan kekurangan air,” jelasnya.
Untuk meningkatkan produktivitas pendapatan petani dan kelestarian lingkungan
melalui pendekatan pengelolaan lahan, air, tanaman kedelai, organisme pengganggu
tanaman dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan.
“Alhamdullilah, kami bisa
melakukan panen raya dengan syukuran kecil-kecilan di areal kedelai ini,”
tambahnya.
Di Kabupaten Pati, Kelompok Tulodo Tani yang berada di Desa Gabus,
Kecamatan Gabus sudah bisa melakukan panen raya walaupun dalam kondisi kekeringan. Hasilnya pun luar biasa dikarenakan bisa produksi 1,8 ton
kedelai untuk satu hektarnya.
“Dari banyaknya kendala
diantaranya kekeringan, kelompok Tulodo Tani masih bisa memproduksi kedelai
yang lumayan tinggi, sekitar 1,8 ton per hektarnya,” jelas Eny, PPL Pertanian
Kecamatan Gabus.
Sementara luas tanam untuk Tulodo Tani mencapai 60 hektar
lebih. Sebagai komoditas strategis, kebutuhan akan
kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya kebutuhan. Produksi kedelai saat ini belum bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri dan dilemanya adalah harga di tingkat petani
belum bisa naik.
Sedangkan harga pembelian
pemerintah (HPP) kedelai hingga saat ini belum ditetapkan. Kendala tersebut diakui oleh Kepala Dinas Pertanian Dan
Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Pati pada
saat melakukan panen raya kedelai di Gabus.
“Produksi kedelai Kabupaten Pati walaupun
dilanda kekeringan namun masih ada peningkatan disbanding tahun lalu. Namun disayangkan harga kedelai masih rendah
sekitar Rp.6.300,- ditingkat petani.
Jika harga kedelai tinggi, paling tidak petani bisa merasakan jerih
payahnya,” terang Muchtar Effendi, Kepala Dispertanak Pati.
Panen raya kedelai program GP-PTT di Gabus yang dilakukan oleh Kepala Dispertanak Pati dengan kelompok Tulodo Tani Gabus. |
0 komentar:
Posting Komentar