(Jateng Headline – PATI) Pemberlakuan sekolah lima hari bagi pendidikan
formal tampaknya masih menjadi pertanyaan dan disikapi secara mendalam. Dikarenakan akan memberikan dampak yang
kompleks akibat pemberlakuan tersebut.
Kebijakan itupun disikapi oleh Komisi E DPRD Jawa Tengah, bahwa
pemberlakuan lima hari sekolah perlu dikaji lebih mendalam.
Meskipun
saat ini masih dalam uji coba bagi SMA dan SMK, namun dikhawatirkan ke depan
akan diberlakukan bagi semua jenjang pendidikan
sehingga mematikan Madrasah Diniyah dan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) secara perlahan.
“Lembaga
pendidikan non formal seperti Madrasah Diniyah dan TPQ atau lembaga pendidikan keagamaan lain terkena
dampaknya. Karena dengan lima hari
sekolah, maka jam belajar anak sampai sore hari. Padahal, pendidikan keagamaan
di berbagai daerah banyak berlangsung sore hari,” ujar Muh Zen ADV, anggota
Komisi E DPRD Jawa Tengah.
Di Jawa
Tengah sendiri terdapat 10.557 pendidikan keagamaan yang melangsungkan kegiatan belajar mengajar
pada sore hari. Itu telah berlangsung lama agar tetap sinergi dengan pendidikan
formal yang umumnya kegiatan belajar mengajarnya dilakukan pagi hingga siang.
Sejauh
ini, Madin, TPQ, dan lembaga pendidikan keagamaan lain memiliki peran besar
dalam membentuk generasi bangsa yang berakhlakul karimah dan religius.
Pendidikan karakter merupakan bagian penting dalam pembelajarannya karena
memang sejalan dengan pendidikan ilmu agama.
“Masyarakat
sadar dan sangat membutuhkan TPQ atau sejenisnya. Karena setiap orang tua tentu
ingin anaknya berbudi pekerti luhur dan memahami agama,” tandasnya.
Di luar
itu, sekolah menengah umum yang memadukan dengan pendidikan pesantren juga
tentu terganggu. Jika dipaksanakan memberlakukan lima hari sekolah maka harus
ada pengubahan jadwal besar-besaran yang belum tentu efektif bagi kelangsungan
keterpaduan pembelajarannya.
Pria asal
Pati ini menyebut, bukan hanya aspek dampak tersebut. Terdapat sederet efek yang patut dikaji lebih mendalam,
terutama aspek akademik.
Muh Zen ADV, anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah mengatakan perlu dikaji ulang kebijakan sekolah lima hari. |
0 komentar:
Posting Komentar