(Jateng Headline - PATI) Kultur budaya masyarakat Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang berada di
Pantai Utara Jawa memang berbeda dengan daerah lainnya. Masih kental dengan
tradisi yang hingga kini masih dijunjung dan dilakukan.
Masyarakat Pati meyakini dengan
tetap melestarikan tradisi dan budaya khususnya Jawa merupakan bentuk
penghormatan pada leluhur atau nenek moyang. Sehingga akan diberikan kekuatan, kelancaran rejeki dan
dijauhkan dari malapetaka.
“Kami percaya dengan tetap menghormati leluhur dan bersyukur pada Tuhan
dengan bentuk sedekah bumi, maka akan diberikan berkah tersendiri,” jelas
Sumardi, sesepuh di Kaborongan dekat Makam Mbah Gantang.
Warga Kampung Kaborongan, Kelurahan Pati Lor, Kecamatan Pati Kota adalah contoh nyata yang tetap melestarikan
budaya sedekah bumi. Di Makam Mbah Gantang yang diyakini sebagai pendiri atau cikal bakal
kampung Kaborongan. Mbah Gantang menurut masyarakat disekitarnya mengatakan
bahwa Mbah Gantang sangat erat dengan
berdirinya kampung Kaborongan.
“Mbah Gantang dulunya adalah seorang punggawa Kadipaten Pati yang
berusaha mencari ketenangan dengan menjauhkan diri dari keramaian dunia,”
terangnya.
Mbah Gantang merupakan sesepuh Muslim atau Ulama yang ingin mencari
ketenangan. Dan akhirnya menemukan daerah yang dirasa mempunyai ketenangan dengan tetap menjunjung Syi’ar Agama Islam.
“Dalam mencari ketenangan dengan tetap menjalankan ibadah, hingga
akhirnya Mbah Gantang meninggal dunia di daerah tersebut. Hingga akhirnya dianggap sebagai orang yang
menjadi cikal bakal Kaborongan,” beber Sumardi.
Untuk itulah maka warga setempat
selalu menghormati leluhurnya dengan mengadakan ritual sedekah bumi di dekat
Makam Mbah Gantang. Cerita tutur yang diyakini masyarakat Kaborongan menjadi
tradisi rutin setiap bulan Apit untuk Penanggalan Jawa.
Para sesepuh kampung Kaborongan ketika berdoa di Makam Mbah Gantang. |
0 komentar:
Posting Komentar