Prihatin Kekeringan Komunitas Bocah Angon Lakukan Ritual Ngunduh Udan

(Jateng Headline - PATI) Kemarau panjang di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, membuat prihatin dan menyengsarakan masyarakat yang terkena kekeringan. Setengah tahun sudah Kabupaten Pati terkena bencana kekeringan, 99 desa di 12 Kecamatan dipastikan kesulitan air bersih dan air pertanian.

Komunitas Bocah Angon pun merasa prihatin dan melakukan ritual "Ngunduh Udan" atau minta hujan yang digelar di Alun-alun Kayen, Minggu (18/10) siang. Ritual ini dilakukan ditengah teriknya matahari siang, dengan melibatkan tokoh lintas agama seperti Islam dan Kristen.

"Kami turut prihatin dengan kekeringan yang melanda Kabupaten Pati saat ini, dan kami sebagai komunitas seni hanya bisa melakukan ritual ngunduh udan atau meminta hujan pada Tuhan Yang Maha Esa," jelas Koordinator Komunitas Bocah Angon, Azis Wisanggeni.

Menurut Azis,  musim kemarau berkepanjangan itu sangat menyengsarakan masyarakat, bahkan  banyak petani tidak bisa menggarap lahannya karena  kering,  serta sumur warga juga sudah mengering.

Ritual diawali dengan mengelilingi Alun-alun Kayen. Dengan membawa kemenyan dan kendi, ritual dilanjutkan dengan aksi teatrikal carang garing dengan perpaduan kesenian barongan.

"Aksi ini sebagai bentuk keprihatinan atas dampak kekeringan. Selain berdampak pada manusia dan lingkungan sejumlah spesies hewan yang hidup di kawasan Pegunungan Kendeng kini kondisinya semakin memprihatinkan," bebernya.

Ditambahkannya bahwa beberapa waktu lalu ada burung merak dan harimau akar yang sampai turun gunung untuk mencari minum. Dan barongan yang ikut dalam ritual itu sendiri adalah bentuk penggambaran dari hewan-hewan tersebut.  Parahnya dengan banyaknya hewan yang turun gunung justru oleh sejumlah oknum masyarakat dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.

“Ada juga oknum tidak bertanggung jawab yang  menembak harimau akar dan dibawa pulang. Bahkan yang saya sesalkan justru itu dilakukan oleh oknum petugas hutan,” tegasnya.

Selain itu, kekeringan diperparah dengan pembakaran hutan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat.

“Kera-kera liar banyak yang mati akibat kebakaran hutan tersebut.   Untuk itu kami sangat berharap agar segera turun hujan,” tandasnya.

 Setelah ritual selesai, Komunitas Bocah Angon berharap segera turun  hujan  dalam waktu dekat.

“Ritual ini kami meyakini akan diberikan hujan oleh Sang Pencipta, kami belum tahu kapan akan diturunkan hujan, tapi kami berharap secepatnya," pungkasnya.
Komunitas Bocah Angon melakukan aksi teatrikal yang dinamakan ritual "Ngunduh Udan" di Alun-alun Kayen, Minggu (18/10/2015).













Share on Google Plus

About pati streaming

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar