(Jateng Headline - PATI) Sebagai daerah langganan banjir maka tidaklah berlebihan jika Kabupaten Pati, Jawa Tengah, harus waspada jika pada musim penghujan tiba. Oleh karena itu masyarakat Kabupaten Pati yang daerahnya sebagai langganan banjir harus lebih tanggap bencana.
Salah satunya adalah dengan pembuatan lubang resapan atau biopori di setiap halaman atau pekarangan rumah tangga. Oleh karena itu beberapa waktu lalu juga sudah dilakukan pelatihan pembuatan biopori di Desa Margotuhu Kidul, Kecamatan Margoyoso yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati.
Setelah pelatihan pembuatan biopori, secara tidak langsung disampaikan bahwa sebagai daerah langganan banjir, Desa Mergotuhu Kidul akan melakukan gerakan pembuatan biopori di setiap rumah tangga.
"Gerakan pembuatan lubang resapan di setiap rumah tangga akan sangat bagus, dan idealnya untuk setiap rumah ada sekitar 30 lubang biopori," jelas Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pati, Suprapto.
Oleh karena itu, Suprapto sangat mendukung dengan gagasan yang diutarakan oleh Kepala Desa Margotuhu Kidul jika desanya akan diadakan gerakan secara massal pembuatan biopori.
"Kami dari BPBD sangat mendukung gerakan pembuatan biopori ini, dan selayaknya dilakukan pada musim kemarau seperti ini. Dan jika musim hujan tiba, maka air langsung meresap ke dalam lubang resapan tersebut," terangnya.
Selanjutnya Suprapto berharap gerakan pembuatan biopori ini bisa dimulai dari Desa Margotuhu Kidul dan selanjutnya bisa dilakukan oleh desa-desa lain di seluruh Kabupaten Pati.
Sementara Kepala Desa Margotuhu Kidul, Bambang Endrapuspita memang membenarkan bahwa jika di desanya akan dilakukan gerakan membuat biopori untuk setiap rumah.
"Dengan adanya pelatihan pembuatan biopori maka selanjutnya adalah mengadakan gerakan pembuatan lubang resapan untuk setiap rumah warga," tandasnya.
Dan diharapkan dengan pembuatan biopori ini, maka akan bisa terbebas dari banjir setiap tahunnya pada saat musim penghujan.
Salah satunya adalah dengan pembuatan lubang resapan atau biopori di setiap halaman atau pekarangan rumah tangga. Oleh karena itu beberapa waktu lalu juga sudah dilakukan pelatihan pembuatan biopori di Desa Margotuhu Kidul, Kecamatan Margoyoso yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati.
Setelah pelatihan pembuatan biopori, secara tidak langsung disampaikan bahwa sebagai daerah langganan banjir, Desa Mergotuhu Kidul akan melakukan gerakan pembuatan biopori di setiap rumah tangga.
"Gerakan pembuatan lubang resapan di setiap rumah tangga akan sangat bagus, dan idealnya untuk setiap rumah ada sekitar 30 lubang biopori," jelas Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pati, Suprapto.
Oleh karena itu, Suprapto sangat mendukung dengan gagasan yang diutarakan oleh Kepala Desa Margotuhu Kidul jika desanya akan diadakan gerakan secara massal pembuatan biopori.
"Kami dari BPBD sangat mendukung gerakan pembuatan biopori ini, dan selayaknya dilakukan pada musim kemarau seperti ini. Dan jika musim hujan tiba, maka air langsung meresap ke dalam lubang resapan tersebut," terangnya.
Selanjutnya Suprapto berharap gerakan pembuatan biopori ini bisa dimulai dari Desa Margotuhu Kidul dan selanjutnya bisa dilakukan oleh desa-desa lain di seluruh Kabupaten Pati.
Sementara Kepala Desa Margotuhu Kidul, Bambang Endrapuspita memang membenarkan bahwa jika di desanya akan dilakukan gerakan membuat biopori untuk setiap rumah.
"Dengan adanya pelatihan pembuatan biopori maka selanjutnya adalah mengadakan gerakan pembuatan lubang resapan untuk setiap rumah warga," tandasnya.
Dan diharapkan dengan pembuatan biopori ini, maka akan bisa terbebas dari banjir setiap tahunnya pada saat musim penghujan.
 |
| BPBD Pati saat memberikan pelatihan dan praktek pembuatan biopori di Desa Margotuhu Kidul, Kecamatan Margoyoso. |
0 komentar:
Posting Komentar