(Jateng Headline - EKONOMI) Peran pesantren dinilai mampu berkontribusi dalam
peningkatan daya saing ekonomi nasional pada pasar global. Oleh karena itu, santri harus juga bisa bersaing dan berbicara banyak pada ekonomi nasional.Disinilah peran pesantren dibutuhkan, agar santrinya bisa bersaing saat berada di masyarakat nantinyai, usai keluar dari pesantren.
Salah satu pengusaha asal Pati, Sri Handayani, yang mempunyai latar belakang santri saat memperingati Hari Santri 2019 yang jatuh pada 22 Oktober ini, menyatakan hal tersebut terkait dengan peran pesantren dalam mencetak santri yang berdaya guna untuk peningkatan ekonomi nasional.
"Pati sebagai salah satu basis pesantren, bisa menyumbang peran tersebut. Sudah saatnya santri dibekali jiwa kewirausahaan dan pendampingan keterampilan agar bisa menjadi pengusaha tangguh," ungkap Ning Sri sapaan akrabnya.
Ditambahkan oleh Ning Sri dalam sejarahnya, Nabi Muhammad adalah seorang entrepreneur sejati dan wirausahawan yang sukses. Keteladanan beliau dalam menggeluti usaha perdagangan bisa menjadi contoh para sahabat dalam berwirausaha.
"Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad sudah menjadi wirausahawan yang sukses dan kaya raya. Salah satu faktor kesuksesan Nabi Muhammad adalah yaitu punya sifat Shiddiq atau Jujur, amanah atau dipercaya, fathonah atau cerdas hingga tabligh atau komunikatif," tambahnya.
Perempuan yang saat ini sedang menyelesaikan program doktoral Ilmu Ekonomi, Undip Semarang itu juga menceritakan bagaimana Nabi Muhammad sangat jujur dalam berdagang terkait dengan barang yang dijualnya. Baik penjual dan pembeli, merasakan kebahagiaan karena tidak ada yang dibohongi.
"Kredibilitas pengusaha sangat ditentukan pada sifat amanah yang dimilikinya. Selain itu, sifat fathonah yaitu mampu memahami, menghayati, mengenal tugas dan tanggung jawab bisnis dengan sangat baik," tandasnya.
Wanita yang pernah juga mengenyam pendidikan di pondok pesantren Kajen, Margoyoso ini mengungkapkan jika pengusaha harus mempunyai sifat tabligh atau komunikatif.
"Seorang pengusaha dituntut untuk melatih diri dalam menyampaikan profil bisnisnya. Menyampaikan dengan cara yang paling baik, efisien dan efektif. Mampu menggunakan jaringan dengan baik," ungkapnya,
Dan yang utama dan harus diperhatikan yaitu membangun tim kerja yang tangguh dan menjaga kepercayaan relasi bisnis. Jangan sampai dilupakan untuk rajin bersedekah dan berinfak. Kalau perlu jadikan sedekah sebagai gaya hidup.
Salah satu pengusaha asal Pati, Sri Handayani, yang mempunyai latar belakang santri saat memperingati Hari Santri 2019 yang jatuh pada 22 Oktober ini, menyatakan hal tersebut terkait dengan peran pesantren dalam mencetak santri yang berdaya guna untuk peningkatan ekonomi nasional.
"Pati sebagai salah satu basis pesantren, bisa menyumbang peran tersebut. Sudah saatnya santri dibekali jiwa kewirausahaan dan pendampingan keterampilan agar bisa menjadi pengusaha tangguh," ungkap Ning Sri sapaan akrabnya.
Ditambahkan oleh Ning Sri dalam sejarahnya, Nabi Muhammad adalah seorang entrepreneur sejati dan wirausahawan yang sukses. Keteladanan beliau dalam menggeluti usaha perdagangan bisa menjadi contoh para sahabat dalam berwirausaha.
"Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad sudah menjadi wirausahawan yang sukses dan kaya raya. Salah satu faktor kesuksesan Nabi Muhammad adalah yaitu punya sifat Shiddiq atau Jujur, amanah atau dipercaya, fathonah atau cerdas hingga tabligh atau komunikatif," tambahnya.
Perempuan yang saat ini sedang menyelesaikan program doktoral Ilmu Ekonomi, Undip Semarang itu juga menceritakan bagaimana Nabi Muhammad sangat jujur dalam berdagang terkait dengan barang yang dijualnya. Baik penjual dan pembeli, merasakan kebahagiaan karena tidak ada yang dibohongi.
"Kredibilitas pengusaha sangat ditentukan pada sifat amanah yang dimilikinya. Selain itu, sifat fathonah yaitu mampu memahami, menghayati, mengenal tugas dan tanggung jawab bisnis dengan sangat baik," tandasnya.
Wanita yang pernah juga mengenyam pendidikan di pondok pesantren Kajen, Margoyoso ini mengungkapkan jika pengusaha harus mempunyai sifat tabligh atau komunikatif.
"Seorang pengusaha dituntut untuk melatih diri dalam menyampaikan profil bisnisnya. Menyampaikan dengan cara yang paling baik, efisien dan efektif. Mampu menggunakan jaringan dengan baik," ungkapnya,
Dan yang utama dan harus diperhatikan yaitu membangun tim kerja yang tangguh dan menjaga kepercayaan relasi bisnis. Jangan sampai dilupakan untuk rajin bersedekah dan berinfak. Kalau perlu jadikan sedekah sebagai gaya hidup.
0 komentar:
Posting Komentar