Budidaya Belatung Cara Beda Manfaatkan Sampah

(Jateng Headline - EKONOMI) Sampah selalu menjadi masalah dimanapun tempat.  Tetapi hal itu, tidak bagi Desa Sukobubuk, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.  Dengan adanya bank sampah,  yang dikelola oleh karang taruna desa setempat,  bahkan bisa menghasilkan dan memanfaatkan sampah kering dan basah.  Dan,  ada cara beda dalam memanfaatkan sampah,  yaitu dengan budidaya belatung (maggot).

Pertama kali ketika mengunjungi bank sampah Karang Taruna Muda Karya Desa Sukobubuk adalah banyaknya umpukan sampah ini.  Sampah ini memang sengaja dikumpulkan dari warga,  untuk selanjutnya dikelola.  Baik sampah kering dan basah dikumpulkan,  kemudian dipisahkan.  

Menurit Rfki Suweno, ketua karang taruna desa setempat bahwa  dari sampah ini,  bisa menjadi tabungan bagi warga,  yang menjadi nasabah bank sampah.  

"Pengelolaan sampah masyarakat ini, telah dipercayakan oleh pemdes pada  karang taruna desa. Jadi kami mengelola sampah ini, baik sampah kering maupun basah," jelasnya.


 

Desa yang berada di lereng pegunungan Pati Ayam ini, awalnya dipusingkan dengan banyaknya sampah warga, baik sampah kering maupun basah. Sosialisasi dan edukasi pun dilakukan,  agar warga tidak membuang sampah sembarangan  seperti di pinggir jalan, di sungai,  maupun ditanah tak bertuan yang kerap memunculkan bau tak sedap.  

"Kami awalnya dipusingkan dengan banyaknya sampah yang dibuang warga sembarangan.  Terutama sampah basah yang terbuang sia-sia di sungai," terangnya.

Rifki pun menambahkan, dari permasalahan itu akhirnya karang taruna memiliki terobosan penanganan sampah basah.  Yaitu dengan memanfaatkan  untuk budidaya maggot atau belatung dan pupuk organik cair. 

"Budidaya maggot ini  dengan diberikan pakan sampah basah atau sampah organik. Setelah besar, belatung itu kami jual untuk dijadikan pakan ternak,  terutama pakan ikan seperti lele,  maupun nila yang sudah banyak dikembangkan," tambahnya.

Tidak disangka dari budidaya maggot ini, ternyata cukup banyak diminati oleh para peternak ikan.  Krena selain dapat menjadi solusi ketersediaan pakan ikan yang murah,  juga memiliki kadar protein tinggi. Maggot ini menjadi solusi untuk pengelolaan sampah basah. 

"Sebelumnya kami hanya menampung sampah kering yang dipilah kemudian kami jual.  Sekarang, budidaya maggot ini sudah bisa menghasilkan 15 hingga 20 kilogram sekali panen," tandasnya.

Harga jual belatung kini mencaai 8 hingga 10 ribu rupiah perkilonya. Budidaya maggot juga relatif singkat, karena cuma butuh waktu 15 hingga 20 hari saja,  untuk sekali panen. 

"Budidaya belatung dari sampah basah memang sangat menjanjikan saat ini. Banyak permintaan belatung namun belum bisa mencukupi," katanya.

Kini,  bank sampah di desa itu sendiri sudah memiliki sekitar 473 nasabah dari sebanyak 1000 kepala keluarga (KK)   yang ada di desa Sukobubuk. Untuk sampah kering, mereka bisa mengelola hingga 14 ton pertahunnya.  Pihak pemdes Sukobubuk  juga mendorong agar usaha budidaya maggot tersebut bisa terus dikembangkan.  



Share on Google Plus

About pati streaming

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar