(Jateng Headline - PATI) Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pati (Amati) menolak terhadap paham intoleran yang bisa memicu pecahnya kesatuan dan persatuan Indonesia. Paham tersebut dinilai sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa. Mereka melakukan deklarasi dan pernyataan sikap di salah satu kedai, Sabtu pagi (5/12/2020).
Ketua Amati, M. Saifudin menegaskan jika paham intoleransi yang berusaha dikembangkan pada kehidupan berbangsa dan bernegara ini sangat beresiko terhadap cita-cita dari pendahulu bangsa. Maka dari itu, jika dibiarkan akan tumbuh subur di Indonesia. Dan hal ini yang dikhawatirkan sebagai sebuah indoktrinasi.
"Aliansi Mahasiswa Pati secara tegas menolak paham radikal dan intoleran. Karena jika terus dibiarkan akan memicu perpecahan persatuan Bhineka Tunggal Ika," katanya kepada media.
Amati juga menyinggung gerakan dakwah yang dilakukan oleh Habib Riziq Sihab (HRS). Dakwah yang dilakukan oleh HRS selalu mengandung unsur provokasi.
"Ada lima poin yang kami deklarasikan agar menjadi perhatian serius pemerintah serta pihak yang berwenang terhadap bahaya paham radikal serta intoleran yang akhir-akhir ini muncul," terangnya.
Pernyataan sikap dan deklarasi Amati, pertama yaitu Aliansi Mahasiswa Pati mengecam keras segala bentuk paham intoleran yang dapat memecah belah kesatuan dan persatuan Bhineka Tunggal Ika.
Kedua, Aliansi Mahasiswa Pati menolak dakwah HRS yang berisi provokasi yang menebar kebencian. Ketiga, Aliansi Mahasiswa Pati mendorong pemerintah menindak tegas siapapun yang melakukan pelanggaran atau mendukung terjadinya pelanggaran protokol kesehatan sesuai peraturan yang berlaku, khususnya saat kepulangan HRS.
"Kami juga
mengajak seluruh komponen masyarakat untuk saling mengingatkan pentingnya
protokol kesehatan, dalam situasi dan kondisi di tengah pandemi," tambahnya.
M. Saifudin juga menegaskan jika Aliansi Mahasiswa Pati siap mendukung TNI dan POLRI bersama-sama dalam
menjaga keutuhan NKRI
.
0 komentar:
Posting Komentar