Bonggol Jagung ini Dimanfaatkan Jadi Piring Unik

(Jateng Headline - TIPS) Barang sisa atau limbah,  seyogyanya tidak dibuang begitu saja, namun bisa dimanfaatkan  menjadi karya seni yang menarik  dan bernilai ekonomi. Salah satunya adalah limbah jagung yang biasa dinamakan bonggol jagung. 

Dari sisa jagung inilah, warga Sarirejo Kecamatan Pati kota Kabupaten Pati Jawa Tengah memanfaatkan dan mengkreasi menjadi hasil karya yang manis. Namun,  sejak pandemi, bonggol jagung ini dibuat menjadi piring makan unik yang diminati warung ataupun rumah makan.



Warga Sarirejo tersebut bernama Ranu Adi yang dibantu dengan istrinya selama ini fokus dalam memanfaatkan limbah jagung alias bonggolnya menjadi kerajinan.  

"Sejak pandemi-covid 19, peminat kerajinan bonggol jagung sangat turun drastis.  Kondisi ini, tidak saya saja yang mengalami, namun juga mungkin dialami pengrajin dan pelaku usaha lainnya," terang Ranu Adi.

Masa pandemi Covis-19 membuat serba sulit, oleh karena itu Ranu berpikir bagaimana kerajinan yang dibuatnya tetap diminati dan tetap dibeli konsumen.  Oleh karena itu, dia punya ide membuat piring makan unik dari bonggol jagung.

"Di warung atau rumah makan biasanya banyak yang menggunakan piring yang terbuat dari anyaman bambu ataupun rotan. Dari situlah ide membuat piring dari bonggol jagung, bahkan lebih kuat," jelasnya.

Jik dilihat sekilas,  piring bonggol jagung itu mirip sekali dengan kayu yang dirangkai.  Namun siapa sangka jika rangkaian tersebut adalah dari bonggol jagung  yang dibuat menjadi piring makan. 

Gayung pun bersambut ketika ide membuat piring makan ini,  mulai banyak diminati warung atau rumah makan. Prosesnya pun cukup rumit yaitu dengan menghaluskan terlebih dahulu bonggol jagung agar menjadi bulat memanjang.

"Lalu saya memotongnya menjadi kecil-kecil seperti roda. Dan dilanjutkan dengan merangkai satu persatu potongan kecil dengan lem,  menjadi sebuah piring makan," imbuhnya.


 

Untuk merangkai potongan bonggol kecil ini, Ranu dibantu oleh istrinya. Dalam sehari,  satu orang bisa menyelesaikan 6 buah piring yang masih kasar.  Prosesnya masih dilanjutkan dengan memperhalus dan menambah lem lagi agar lebih kuat.

"Proses terakhir adalah menyemprot melamin agar terlihat manis dan menarik. Untuk satu piring makan dari bonggol jagung ini, saya mematok harga Rp. 30 ribu saja karena menimbang kerumitan membuatnya," tandasnya.

Selain piring bonggol jangung, Ranu  juga membuat lampu hias, gelang, bolpoin pigura kaca, tempat tisu dan pigura untuk lukisan serta masih banyak lagi. Semuanya berbahan dasar dari limbah jagung. Tentu dengan pemanfaatan bonggol jagung ini bisa meningkatkan ekonomi dikala pandemi dan dimana semua serba sulit.

 

Share on Google Plus

About pati streaming

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar