(Jateng Headline - EKONOMI) Kebijakan pemerintah dengan melakukan impor garam, dinilai akan mematikan petani garam lokal di Indonesia. Kebijakan tersebut dianggap tidak berpihak pada petani garam.
Sementara, harga garam saat ini saja, sudah anjlok apalagi ditambah kebijakan impor garam, maka akan semakin memperparah harga garam lokal.
Hal itu seperti yang dirasakan oleh petani garam di Desa Genengmulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah. Hingga saat ini stok garam milik petani sangat melimpah, bahkan hasil panen tahun kemarin pun masih menumpuk.
Salah satu petani garam di desa setempat, Agus Sujadi mengeluhkan hal itu karena saat ini sulit menjual garamnya. Garam produksinya tahun kemarin bahkan masih menumpuk di gudang.
"Harga garam tidak pernah beranjak naik dan masih stagnan dengan harga jual garam di tingkat petani, hanya Rp. 450 perkilonya. Seharusnya, saat musim hujan kemarin, kami bisa mendapat untung besar, namun yang terjadi justru berbeda," terangnya.
Di tahun 2021 ini, petani garam seperti Agus pun harus gigit jari lagi, lantaran harga garam tidak ada kenaikan sama sekali. Keterpurukan petani garam, semakin parah ketika ada kebijakan dari pemerintah dengan melakukan impor garam.
"Stok garam petani sangat melimpah. Tidak seharusnya pemerintah melakukan kebijakan impor garam. Jika hal itu dilakukan maka akan mematikan petani garam lokal," jelasnya.
Agus berharap pemerintah tidak memaksakan untuk memberlakukan impor garam. Seperti dirinya dan petani lain di desanya, sangat bergantung hidupnya dari penjualan garam.
"Jika pemerintah melakukan impor garam maka kondisi petani akan semakin terpuruk. Belum lagi ditambah harga plastik pembungkus garam, yang terus mengalami kenaikan harga," tandasnya.
Agus juga menambahkan, petani bisa bernafas dan memperoleh keuntungan jika harga garam di atas Rp. 1000 perkilonya. Oleh karena itu, jika harga garam masih belum beranjak dan ditambah kebijakan impor maka yang terjadi adalah petani lokal akan mati.
"Kami berharap pemerintah melakukan peninjauan ulang kebijakan impor garam ini. Tidak hanya itu saja, jika garam lokal memang tidak berkualitas seharusnya pemerintah memberikan solusi agar garam lokal bisa bersaing dengan garam impor," tambahnya.
Krisis pandemi Covid-19 semakin memperparah kondisi petani garam lokal. Oleh sebab itu petani berharap bisa menunda impor garam, agar petani bisa bernafas untuk menyambung hidup.
0 komentar:
Posting Komentar