Produsen Krupuk Kelimpungan Harga Bahan Baku Naik

(Jateng Headline - PATI) Krisis pandemi covid 19 mengakibatkan pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM)  terimbas. Seperti yang dialami produsen krupuk  sejak awal krisis pandemi. Praktis hampir dua tahun produsen krupuk kelimpungan  karena sejak pandemi daya beli masyarakat terus menurun. Ditambah lagi harga bahan baku seperti tepung tapioka dan minyak goreng terus naik.

Kondisi produksi krupuk di Desa Tunjungrejo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Jawa Tengah milik Mulyono adalah salah satunya. Produksi krupuk terlihat masih berjalan seperti biasa. 


 

Namun siapa sangka jika produsen krupuk ini tetap berusaha bertahan di tengah krisis pandemi covid 19. 

"Karyawan sebanyak 10 orang, produksi tetap kami lakukan  walaupun dengan kapasitas yang terbatas," ungkap Mulyono saat ditemui di pabriknya.

Dalam sehari hanya menghabiskan 2,5 kwintal tepung tapioka dan menghasilkan 50 ribu krupuk. Padahal sebelumnya dalam sehari bisa memproduksi lima kwintal tepung tapioka menjadi 100 ribu krupuk. 

"Pandemi covid 19 sangat berdampak, adanya pembatasan sehingga banyak warung yang terpaksa tutup," jelasnya.

Kondisi itu berakibat produksi terpaksa juga ikut dikurangi.  Walaupun masih bisa bertahan kini produsen krupuk seperti Mulyono dibuat kelimpungan  karena harga tepung tapioka naik sekitar 20 persen. Harga tepung tapioka sebelumnya Rp. 7.000 kini naik seribu rupiah menjadi Rp. 8.000 perkilonya.  Sementara harga minyak goreng juga mengalami kenaikan yang lumayan tinggi sekitar 60 persen, dari harga Rp. 10.000 menjadi Rp. 16.000 per liter.

"Adanya kenaikan harga bahan baku ini, kami tidak bisa juga menaikkan harga krupuk. Jika harga krupuk dinaikkan maka konsumen yang rata-rata pedagang akan mencari pabrik lain," terangnya.


 

Konsumen dipastikan akan lari mencari produsen krupuk lainnya walaupun dengan kualitas rasa yang lebih rendah.  Kini Mulyono menjual krupuk seharga Rp. 500 hingga Rp. 1.000 per buahnya.

"Cuaca yang tidak menentu juga membuat kami harus mengeluarkan biaya tambahan untuk beli gas sekitar Rp. 200 ribu sehari, karena harus menggunakan oven," tambahnya.

Praktis omzet Mulyono kini turun drastis hingga 50 persen. Jika kondisi normal  Mulyono dalam sehari bisa memperoleh omzet bersih sekitar Rp. 500 ribu, kini hanya bisa dapat omzet sekitar Rp. 200 ribu.

Mulyono berharap pandemi covid 19 segera berakhir dan pemerintah bisa memberikan perhatian agar harga bahan baku bisa lebih stabil lagi sehingga produsen krupuk bisa bernafas lebih panjang lagi. (PNC) 

 

Share on Google Plus

About pati streaming

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar