(Jateng Headline - PATI) Pj Bupati Pati Henggar Budi
Anggoro menghadiri pertemuan ilmiah World Federation Hemophilia (WFH) di aula RSUD Soewondo Pati, Rabu (21/9/2022).
Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Kepala DKK, Direktur RSUD RAA Soewondo Pati dan para tamu undangan.
Pj
Bupati Henggar mengucapkan terima kasih kepada Direktur RSUD RAA
Soewondo Pati yang telah bekerjasama dengan World Federation Hemophilia
(WFH), Perhimpunan Hematologi dan Tranfusi Darah Indonesia ( PHTDI )
Jawa Tengah dan Himpunan Masyarakat Hemophilia Indonesia (Indonesia
Hemophilia Society) demi terselenggaranya kegiatan ini.
Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro apresiasi pendampinagn dan fasilitasi penderita hemofilia di Pati, Rabu (21/9/2022). |
Henggar
pun menyambut baik pertemuan ilmiah ini sekaligus mengapresiasi
sinergitas yang telah terjalin dengan baik diantara para stakeholder.
"Kami
pun mengapresiasi berbagai kontribusi yang telah diberikan dalam
memfasilitasi dan memberikan perhatian serta pendampingan terhadap
penderita hemofilia," tambah Pj Bupati.
Menurut
data yang ada, sambung Henggar, pasien hemofilia yang rutin berobat di
RSUD RAA Soewondo berjumlah 12 orang.
"Secara kuantitas memang terbilang
sedikit, namun meski demikian tetap tidak boleh disepelekan," tegasnya.
Itu lantaran
efek yang ditimbulkan dari penyakit hemofilia cukup berat dan sudah
pasti akan berdampak pada kualitas hidup pasien apabila tidak
mendapatkan pendampingan, perawatan dan penanganan sesuai dengan standar
medis dan protokol yang ada.
"Seperti
yang kita ketahui bersama, meski tergolong langka hemofilia tergolong
penyakit katastropik, dimana penderitanya rentan mengalami pendarahan
berulang yang berpotensi mengakibatkan kecacatan bahkan kematian,"
jelasnya.
Karena itu,
menurut Henggar, pertemuan ilmiah seperti ini perlu diselenggarakan
secara rutin sebagai bentuk dukungan kepada para pasien sekaligus
sosialisasi kepada masyarakat terkait hemofilia.
"Karena
bisa saja di luar sana masih banyak masyarakat yang belum memahami
karateristik dan penanganan penyakit ini sehingga dimungkinkan data yang
kita miliki terkait jumlah penderita hemofilia tidak sesuai dengan
fakta yang ada di lapangan," terang Pj Bupati.
Dengan
adanya diseminasi terkait hemofilia seperti ini, Henggar berharap
masyarakat semakin teredukasi sehingga apabila ada yang memiliki gejala
hemofilia dapat memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan terdekat
agar mendapat penanganan yang tepat dan memadai.
"Pemerintah
Kabupaten Pati berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait,
berkomitmen sepenuhnya untuk mendorong terwujudnya implementasi standar
layanan yang memberikan kemudahan akses pelayanan kesehatan bagi pasien
hemofilia terutama terkait aspek ketersediaan obat, fasilitas dan
mekanisme pembiayaan," sambung Pj Bupati.
0 komentar:
Posting Komentar