(Jateng Headline - PATI) Memasuki bulan Apit pada penanggalan Jawa, seluruh desa di Kabupaten Pati Jawa Tengah melakukan tradisi turun temurun yakni sedekah bumi.
Wujud syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa ini, tetap lestari di Bumi Mina Tani.
Seperti yang dilakukan oleh warga Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal, yang menggelar tradisi setiap tahunnya.
Apalagi, Jrahi dikenal sebagai Desa Pancasila dan Desa Wisata. Maka, tradisi sedekah bumi menjadi momen berkumpul dan bersatunya warga yang punya keragaman keyakinan.
Sedekah bumi Desa Jrahi dipusatkan di Gili Malang. Warga menunggu sejak pagi untuk berebut gunungan dan berkatan. Dan itupun tidak hanya warga Jrahi saja, namun juga warga dari luar Jrahi
Salah satu pengunjung asal Tayu, Naila, merasa bahagia karena bisa mendapatkan berkat yang lazim disebut tlandik.
"Senang, bisa mendapat nasi berkat ini. Semoga nantinya bisa mendapat berkah dari Tuhan," katanya, disela rebutan gunungan dan berkat, Selasa (21/5/2024).
Rencananya, nasi berkat tersebut akan disantap bersama keluarga Naila setiba di rumah.
Sementara, Kepala Desa Jrahi Miko Adi Setyawan mengungkapkan, jika setiap keluarga menyediakan dua berkatan. Berkatan berisi nasi dan lauk pauknya ini diwadahi anyaman bambu yang disebut warga setempat sebagai tlandik.
"Selain berkatan, hasil bumi seperti kopi, jambu, buah kakau, terong dan beberapa hasil bumi lainnya juga disediakan warga," ungkapnya.
Selanjutnya menurut Diko, gunungan hasil bumi dan berkatan diarak keliling desa sebelum dibawa ke punden untuk didoakan bersama ribuan berkatan.
"Sedekah bumi ini juga menjadi momen untuk menyatukan warga, meskipun mereka dari berbagai golongan agama, namun tetap guyub rukun ikut menyukseskan acara ini," jelas Diko.
Seperti diketahui, desa Jrahi mempunyai masyarakat yang plural. Ada tiga agama dan satu penghayat kepercayaan di desa ini. Yakni, Islam, Protestan, Budha dan Sapto Darmo. (HP)
0 komentar:
Posting Komentar