Kenapa demikian dan bukan hewan ternak sapi yang menjadi favorit, hal tersebut tidak lepas dari peran Sunan Kudus kala itu.
Pluralisme dan saling menghormati agama lain, ternyata sudah dilakukan oleh para pendahulu seperti yang dilakukan oleh Sunan Kudus.
Ada ajakan dan himbauan dari Sunan Kudus untuk menghormati agama Hindu yang menganggap sapi menjadi hewan yang suci. Oleh karena itu, masyarakat diajak untuk menyembelih dan mengkonsumsi hewan ternak kerbau.
Mulai saat itu, masyarakat pun mematuhi yang diperintahkan oleh Sunan Kudus. Masyarakat juga percaya, jika dilanggar maka akan menimbulkan petaka.
Dan kepercayaan tersebut, hingga kini masih dilakukan oleh masyarakat yang berada di karesidenan Pati. Jika Idul Adha ataupun punya gawe, masyarakat menyembelih dan meng konsumsi daging kerbau.
Maka tak heran, jika hewan ternak kerbau harganya bisa fantastis diatas harga sapi, dikisaran Rp. 20 juta hingga Rp. 30 juta lebih per ekor.
Hal itu, diakui oleh Kholifaturakhim, salah satu peternak dan penjual kerbau di Desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Penjualan kerbau masih tinggi hingga kini, dan harganya juga tinggi.
"Permintaan kerbau masih tinggi, bahkan terkadang kewalahan apalagi saat Idul Adha," ungkapnya.
Masih tingginya kepercayaan masyarakat dengan himbauan Sunan Kudus, membuat kerbau menjadi primadona.
"Lepas dari itu, kerbau punya kelebihan dibanding sapi. Salah satunya adalah daging kerbau yang lebih padat dibanding sapi," terangnya.
Kholifaturakhim mencontohkan, berat satu ekor kerbau yang sama dengan sapi, akan menghasilkan berat daging yang berbeda. Daging kerbau akan lebih berat dibanding daging sapi. (HP)
0 komentar:
Posting Komentar